Type de Concertation
Coordonnateur
Langue de l'événement de Concertation
Date/heure
À:
Ville
Cible géographique
Format
Veuillez consulter les détails ci-dessous pour obtenir des renseignements sur l’inscription, s’ils sont disponibles, ou communiquer avec le coordonnateur si vous souhaitez y assister.
Animateur
Description
Smallholder farmers are the pillar of food production globally especially in developing countries (Lowder, Skoet, & Raney, 2016) and the most vulnerable to exacerbated climate impacts (FAO, IFAD, UNICEF, 2018). However, many research findings to support farmer livelihoods are unable to provide practical solutions, because the knowledge does not reach small-scale farmers (Editorial of Nature Plants, 2020). This is often due to a lack of understanding farmer issues, communicating through the wrong channels, or not providing the knowledge needed (Editorials of Nature, 2020). As a consequence, weak policies have been persisting which perpetuate unsustainable agricultural practices, causing harm to the environment, and making it difficult to mitigate severe hunger and poverty among smallholder farmers (FAO, IFAD, UNICEF, WFP, & WHO, 2021). Facing these issues with global implications, international organisations, industries, and governments have limited contact with farmers directly to help them to solve their most pressing issues. To fill this gap, we developed the knowledge transfer project to develop technology tools to transfer the knowledge efficiently and understand farmers’ issues globally (especially related to climate change) along with their knowledge requirements.
For this dialogue, we will convene cacao and rice farmers representatives in Sulawesi and Java islands, Indonesia. Our overall objective is to determine the most effective way to contact the farmers and to disseminate the knowledge they need to improve their livelihoods. We also aim to understand the issues that smallholder farmers are facing related to climate impacts on crop management, yields, and livelihoods along with the knowledge that they need to solve the issues to ensure that the knowledge that we disseminate will match to their needs. Therefore, the dialogue will be divided into two parts: i) the communication tools to best deliver this knowledge and ii) identify their issues and knowledge needs.
Our action tracks of the UN food system summit are: Track 3 – Boost nature positive production; Track 4 – Advance equitable livelihoods, and Track 5 – Build resilience to vulnerabilities, shocks and stress.
Communication and knowledge exchange using Technology:
Effective knowledge transfer is a key aspect of ensuring sustainable food production and improved livelihoods. In this first part, we aim to understand the most effective way to contact the farmers and to disseminate the knowledge they need to improve their livelihoods as identified above. Furthermore, we will also discuss the potential communication and knowledge transfer between farmers. Ultimately, we hope that the knowledge access can enable farmers to become innovators and a major actor in the global food systems transition.
Farmers Issues and information needed:
In this second part, the participants will discuss the main issues related to climate impacts on crop production and livelihoods. This information will then be used to formulate knowledge requirements that will help them to tackle their most pressing issues.
***************** Indonesian Version *************************
Petani skala kecil adalah pilar produksi pangan global terutama di negara berkembang (Lowder, Skoet, & Raney, 2016) dan paling rentan terhadap dampak iklim yang semakin parah (FAO, IFAD, UNICEF, 2018). Namun, banyak temuan penelitian untuk mendukung mata pencaharian petani tidak mampu memberikan solusi praktis, karena pengetahuan yang tidak sampai ke petani skala kecil (Redaksi Tumbuhan Alam, 2020). Hal ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman masalah petani, jalur komunikasi yang tidak tepat, atau tidak memberikan pengetahuan yang dibutuhkan (Editorial Alam, 2020). Akibatnya, kebijakan yang lemah terus bertahan yang mengakibatkan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan terus-menerus dilakukan, menyebabkan kerusakan lingkungan, dan mempersulit penanggulangan kelaparan dan kemiskinan yang parah di kalangan petani kecil (FAO, IFAD, UNICEF, WFP, & WHO, 2021). Menghadapi masalah ini dengan implikasi global, organisasi internasional, industri, dan pemerintah memiliki kontak terbatas dengan petani secara langsung untuk membantu mereka memecahkan masalah yang paling mendesak. Untuk mengisi kesenjangan ini, kami mengembangkan proyek transfer pengetahuan untuk mengembangkan alat teknologi guna mentransfer pengetahuan secara efisien dan memahami masalah petani secara global (terutama terkait dengan perubahan iklim) beserta kebutuhan pengetahuan mereka.
Untuk dialog ini, kami akan mengumpulkan perwakilan petani kakao dan beras di pulau Sulawesi dan Jawa, Indonesia. Tujuan kami adalah menentukan cara yang paling efektif untuk menghubungi para petani dan menyebarluaskan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan mata pencaharian mereka. Kami juga bertujuan untuk memahami masalah yang dihadapi petani kecil terkait dengan dampak iklim terhadap pengelolaan tanaman, hasil panen, dan mata pencaharian serta pengetahuan yang mereka butuhkan untuk memecahkan masalah tersebut untuk memastikan bahwa pengetahuan yang kami sebarkan sesuai dengan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, dialog akan dibagi menjadi dua bagian: i) alat komunikasi untuk menyampaikan pengetahuan ini dengan sebaik-baiknya dan ii) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pengetahuan mereka.
Jalur aksi kami dari KTT sistem pangan PBB adalah: Jalur 3 – Meningkatkan produksi positif alam; Jalur 4 – Memajukan mata pencaharian yang adil, dan Jalur 5 – Membangun ketahanan terhadap kerentanan, guncangan dan tekanan.
Komunikasi dan pertukaran pengetahuan menggunakan Teknologi:
Transfer pengetahuan yang efektif adalah aspek kunci untuk memastikan produksi pangan berkelanjutan dan mata pencaharian yang lebih baik. Pada bagian pertama ini, kami bertujuan untuk memahami cara yang paling efektif untuk menghubungi para petani dan menyebarluaskan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan penghidupan mereka sebagaimana diidentifikasi di atas. Selanjutnya, kami juga akan membahas potensi komunikasi dan transfer pengetahuan antar petani. Pada akhirnya, kami berharap akses pengetahuan dapat memungkinkan petani menjadi inovator dan aktor utama dalam transisi sistem pangan global.
Masalah Petani dan informasi yang dibutuhkan:
Pada bagian kedua ini, para peserta akan membahas isu-isu utama terkait dampak iklim terhadap produksi tanaman dan mata pencaharian. Informasi ini kemudian akan digunakan untuk merumuskan kebutuhan pengetahuan yang akan membantu mereka mengatasi masalah yang paling mendesak.